Bisnis.com, SURABAYA — Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melaksanakan ujian terbuka promosi doktor pada Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga, Surabaya, Senin (7/10/2024).
AHY menyoroti masih adanya celah yang menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
AHY menuturkan bahwa dengan luasnya wilayah Indonesia, menjadi salah satu pemicu sekaligus tantangan yang kompleks bagi Indonesia. Untuk itu, menurutnya, dibutuhkan sinergi lintas profesi, lintas generasi, dan kehadiran politisi yang intelektual juga mutlak diperlukan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia.
Terlebih, populasi dunia pada 2050 diprediksi akan mencapai 10 miliar manusia. Sementara itu, daya dukung bumi yang semakin terbatas.
“Kelangkaan pangan, energi, dan air bersih akan membuat kompetisi antar bangsa semakin sengit, berpotensi pada terjadinya konflik, bahkan perang terbuka,” kata Menteri AHY di Aula Garuda Mukti, Univeritas Airlangga, Surabaya, Senin (7/10/2024).
Kendati demikian, Menteri AHY menjelaskan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam. Secara kuantitas, lanjut dia, sumber daya manusia (SDM) Indonesia melimpah.
Baca Juga
“Orang-orangnya juga banyak yang unggul. Orang-orang pintar juga tidak sedikit. Tapi mengapa saat ini GNI per kapita kita baru sekitar US$4.870. Kelas menengah kita 17,13%, dan GDP kita US$4,33 triliun,” ujarnya.
Di sisi lain, lembaga internasional seperti McKinsey, Global Sachs, hingga World Bank memprediksi Indonesia akan menjadi negara maju pada 2045.
AHY menambahkan bahwa Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga memproyeksi pada 2045, Indonesia akan memiliki GNI per kapita US$23.000–30.000. Kemudian masyarakat kas menengahnya mencapai 80%, dan GDP akan mencapai sekitar US$9,8 triliun. Sehingga, menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nomor 5 di dunia.
“Prediksi itulah yang menginisiasi memperkuat semangat kita, visi kita untuk Indonesia Emas 2045. Namun, ada gap yang cukup besar antara kondisi hari ini dengan proyeksi tadi,” ungkapnya.
Adapun, dengan judul disertasi “Transformational Leadership and Human Resources Orchestration towards Indonesia Emas 2045”, anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu melakukan kajian dari Macmillan 2017.
Dalam kajian itu, menyatakan bahwa agenda transformasi ekonomi sebuah negara bisa dijalankan melalui 3 hal. Pertama, melakukan perubahan struktural, baik itu mengelola pekerjaan sumber daya dari produktivitas rendah ke tinggi.
Kedua, mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi pada sektor strategis melalui penggunaan teknologi secara optimal. Serta ketiga, mewujudkan wilayah prioritas sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi, agar hadir kelas menengah baru dengan pendapatan yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, menurut AHY, negara harus memperbaiki kualitas pendidikan dan kualitas penelitian dan pengembangan (research and development/R&D). “Itulah kunci sukses Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok yang terbukti mampu mentransformasikan ekonominya seperti saat ini,” ungkapnya.
Merujuk data, AHY mengungkap bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia berada pada peringkat ke-112 dari 189 negara. Di Asean, Indonesia di posisi ke-6.
“Kualitas pendidikan dan R&D kita juga belum optimal. Berdasarkan data Global Innovation Index, posisi Indonesia diurutan ke-61,” ungkapnya.
Realitas ini, menurut AHY, menunjukkan bahwa ekosistem pendidikan, kerja penelitian, dan aktivitas industri di Indonesia cenderung belum selaras dan belum optimal. “Tapi kita harus tetap optimis karena peluangnya ada,” imbuhnya.
SBY Ikut Hadir
Berdasarkan pantauan Bisnis, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memasuki Aula Garuda Mukti, Gedung Kantor Manajemen MERR C Mulyorejo, Universitas Airlangga, Surabaya pada pukul 09.04 WIB. Terpantau, SBY mengenakan setelan jas biru dongker lengkap dengan dasi berwarna senada.
Hadir pula keluarga inti Menteri AHY, di antaranya Annisa Pohan Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR, dan Aliya Rajasa.
Juga hadir Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Sofyan Djalil, Mantan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, para petinggi Partai Demokrat, hingga jajaran Kementerian ATR/BPN.
Sementara itu, sidang baru dimulai pukul 09.10 WIB. Adapun, pimpinan sidang ujian doktor terbuka AHY dipimpin oleh Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Nasih, S.E., M.T.A.
“Disertasi sidang AHY diterima, dengan demikian saudara AHY telah menyelesaikan program pendidikan doktor sumber daya manusia dan dinyatakan lulus dengan masa studi 3 tahun 2 bulan 1 hari dengan peringkat cumlaude,” kata pimpinan sidang.
Perlu diketahui, ujian doktor terbuka yang AHY ikuti merupakan bagian dari skema penilaian untuk menentukan predikat kelulusan promovendus.
Menteri AHY telah menyelesaikan studi doktoral dengan predikat cumlaude atau dengan pujian, dalam ujian doktor terbuka pada Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga.
Disertasi berjudul “Transformational Leadership and Human Resources Orchestration towards Indonesia Emas 2045” itu diangkat dalam rangka mempersiapkan cita-cita besar bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045 dengan baik melalui kepemimpinan yang transformasional serta orkestrasi sumber daya manusia yang unggul sesuai dengan kebutuhan masa depan bangsa Indonesia.